Selamat Datang di GBT Kristus Gembala Blog... Tuhan Yesus memberkati

17 Mar 2014

Catatan khotbah minggu 9 maret 2014 GBT Kristus Gembala Bululawang


Rahasia Hidup yang berbahagia dan berhasil dipakai Tuhan 
Bacaan Alkitab : Pengkotbah 9 : 4 -13 
Oleh Pdt. Bambang Riyadi, Th.M 
Abraham Lincoln, dulunya sebelum menjadi presiden Amerika serikat adalah berasal dari keluarga sangat miskin dan seringkali mengalami banyak kegagalan dalam hidupnya. Ia adalah salah satu presiden Amerikat serikat yang sangat dikagumi karena kegigihan akan kerja kerasnya dan cinta bangsanya yang begitu dalam, sehingga memunculkan statemen/pernyataan yang terkenal “jangan berharap apa yang diberikan Negara bagi saudara tetapi apa yang dapat saudara berikan bagi Negara”. Pernyataan inilah sebagai salah satu alasan mengapa bangsa Amerika salah satu bangsa yang cinta kerja keras dan mandiri bahkan dari kemandiriannya dalam banyak bidang menjadi ‘berkat’ banyak bangsa. Contoh kedua adalah Albert Einstain, seorang yahudi Jerman tokoh ilmuwan modern yang juga bukan berasal dari keluarga yang berada bahkan boleh dibilang keluarganya adalah bersahaja/sederhana bukan kelas atas sebagaimana yang banyak mengecap keberhasilan di Jerman saat itu, namun dengan usaha keras serta memahami akan talenta apa yang secara khusus Tuhan berikan kepadanya ia bertumbuh serta menjadi pelopor ilmu disepanjang abab modern saat ini bahkan banyak temuannya saat ini karena begitu dalamnya sehingga para ilmuwan modern lainnya masih perlu membutuhkan waktu pengkajian lebih lanjut. Jadi meskipun keduanya berasal dari keluarga yang mispun tetapi ternyata merekapun tidak menjadikan semua itu sebagai kendala atau alasan untuk maju. Dunia selalu melihat keberadaan seseorang secara subyektif penuh prasangkara serta apriori sehingga jarang yang dapat melihat keberadaan seseorang secara obyektif, utuh dan benar bahkan secara tulus hati : artinya menerima apa adanya bahkan melihat kelebihan dan kelemahannya tanpa maksud untuk mengexploitasi/memanfaatkan kelemahannya untuk kepentingan yang bukan menolong yang bersangkutan tetapi justru menjadi bahan cemoohan. Mengapa hal ini seringkali terjadi ? Karena semua seringkali hanya menurut kaca pandang keinginan sendiri tanpa disadari hal tersebut ‘diukur’ kan juga kepada orang lain. Misalnya jika kebetulan seseorang dari kelompok tertentu maka ia akan secara spikologis mengelompokan dirinya pada sekelompok dengan keberadaan maupun keinginannya itu yang cenderung ia senangi misalnya dalam kesamaan baik itu status sosial ekonomi, kepercayaan maupun budaya sehingga tidak heran jika bangsa yang tingkat pendidikan dan kesejateraannya masih rendah maka kasus yang berbau SARA mudah muncul. Bahkan ada pendapat yang secara fatalistis (baca:gegabah dan salah) menyatakan itu sudah nasib atau garis tangan ilahi karena kaya miskin, pandai bodoh, maju mundurnya kehidupan ini tidak bisa diubah sama sekali yaitu sama dengan kematian. Semua jalan kehidupan ini dipercaya ada di tangan Tuhan dengan mengutip secara keliru apa yang tertulis dalam kitab Pengkhotbah 9 : 11 “Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib dialami mereka semua. 
Perhatikan pernyataan sang Pengkhotbah di atas begitu gamblang, jelas dan tegas bahwa betapa sungguh Tuhan Allah kita adalah Pribadi Tuhan Allah yang adil dan kasih kemurahanNya tidak pernah membeda-bedakan satu dengan yang lainnya semua orang mendapatkan belas kasihan yang sama, semua orang apapun status dan kedudukannya semua memiliki waktu yang sama yaitu 24 jam, demikian juga Tuhan memberikan nasib (baca kesempatan) dalam Alkitab terjemahan bahasa inggris ditulis opportunity artinya adalah kesempatan yang sama untuk bisa berhasil/sukses meskipun status sosial ekonominya tidak sama dan  talentanya berbeda-beda semuanya ini tidak menjadi masalah. Jadi apa yang dimaksudkan dengan kata ‘nasib’ jangan diartikan sepertinya merupakan kutukan, hal ini sama sekali tidak benar karena sekali lagi bahwa yang dimaksudkan dengan nasib adalah bukan pengertian umum sebagaimana yang banyak dipahami oleh orang tidak percaya, bukan juga sepertinya karena nasiblah atau bentuk garis suratan tangan yang menentukan masa depan tetapi sebaliknya justru hal ini menyingkapkan bahwa Tuhan Allah memberikan anugerah yang sama yang akhirnya kesempatan diberikan kepada kita  bagaimana respon kita dalam menanggapi akan kasih Tuhan ini ? Disinilah Tuhan rindukan untuk kita mau belajar untuk menuruti kebenaran Firman Tuhan yang disingkapkan oleh Pengkhotbah sebagaimana yang dituliskan dalam ayar-ayat sebelumnya. Supaya dengan demikian kita sungguh memahami bahwa ukuran keberhasilan seseorang tidak semata ia berhasil dalam apa yang dijalaninya tetapi ia sungguh memahami akan setiap tanggup jawab dibalik anugerah Tuhan yang besar itu  Dia berkehendak kita menjadi kepanjangan tangan Tuhan untuk menghadirkan kasihNya yang tidak terbatas dan membeda-bedakan itu. Untuk itu maka bagaimana sikap kita dalam menyambut maksud Tuhan yang sungguh telah mempersiapkan masa depan yang gilang gemilang dan memakai kita menghadirkan kasih Tuhan serta membuat hidup kita diliputi sukacita selalu, tidak hanya di bumi tetapi juga di surga atau tidak hanya menjamin di surge tetapi juga bahagia di bumi :
1. Milikilah sikap hidup yang berpengharapan jangan mudah pasrah dan menyerah (Pkb 9 : 4)
2. Selagi  masih ada kesempatan artinya kita masih memiliki hidup maka kerjakan apa saja yang semestinya kita harus kerjakan untuk kemuliaan Tuhan (Pkb 9 : 5, 10)
3. Menyadari bahwa sumber kebahagiaan bukan semata dan terutama karena materi (ayat 6) tetapi Tuhan yang memperkenankan semuanya itu karena itulah jangan sampai kita terjerat oleh hal-hal yang duniawi (ayat
4. Meskipun dengan demikian apapun yang Tuhan karuniakan baik makan, minum, berpakaian dan berpenampilan (rambut yang diminyaki) bahkan dalam kehidupan rumah tangga semuanya bisa Tuhan pakai menjadi SARANA untuk kita nikmati sebagai karunia Tuhan, jadi tidak hanya di surge semata orang percaya bahagia di duniapun meskipun banyak tantangan sekalipun Tuhan karuniakan kita tetap bisa bersukacita dan menjadi berkat banyak banyak orang dengan karya2 yang nyata  (Pkb 9 :7,8,9) Tuhan Yesus memberkati.AMIEN


Tidak ada komentar:

Posting Komentar